Senin, 22 Juni 2009

BANJIR YANG BERKEPANJANGAN

BANJIR YANG BERKEPANJANGAN
Oleh : Maini Sara

Berbicara tentng banjir, bukan lagi hal yang baru yang sering terjadi dan yang kita alami. Akan tetapi sudah hampir setiap tahun. Banjir selalu melanda bumi Aceh yang selalu kita cintai ini. Seperti yang pernah kita baca di media massa, sepertihalnya di koran-koran dan majalah dan yang kita lihat di televisi, hampir tidak pernah sepi dengan berita banjir. Mengapa demikian?

Ya, karena banjir melanda hampir di seluruh kabupaten daerah Aceh. Banjir melanda Aceh Utara tepatnya di daerah Lhok Sukon. Harian Aceh tanngal 16 November 08, memberitakan bahwa banjir kali ini menyapu sebagian kecamatan Geureudang Pase yang mengakibatkan 9 desa terisolir, Sabtu (13/11) malam. Banjir yang menyapu Geureudang Pase akibat adanya penebangan ratusan ribu pohon kelapa sawit PT Setia Agung yang ada di sekitar pemukiman penduduk.

Akibat dari terjadinya banjir, banyak masyarakat yang harus mengungsi. Karena banyak rumah yang tergenang air. Bahkan sebagiankan rumah hancur. Bukan hanya itu, ternak mereka ikut mati. Kebun terendam dan juga ada korban jiwa. Banjir yang terjadi, juga mengakibatkan timbulnya bermacam-macam penyakit, seperti diare dan demam berdarah.

Mengapa banjir sering melanda bumi Aceh?
Karena banyak oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab, misalnya membangun saluran air asal jadi, penebangan hutan secara liar, membuang sampah sembarangan dan tidak terjaganya lingkungan dari kotoran-kotoran. Apa pendapat kita tentang banjir?, banjir harus dicegah agar tidak terjadi setiap saat. Karena banjir akan merugikan masyarakat. Oleh sebab itu pemerintah harus lebih memperhatikan dan berupaya menanggulangi baik secara medis dan lain sebagainya. Dan pemerintah juga harus mencabut izin HPH (Hak Penebangan Hutan) dan juga tinggkatkan peran polisi hutan. Pemerintah juga harus membuat aturan-aturan pengolahan hutan dan mengajak masyarakat untuk melakukan penanaman pohon secara massal.

Dengan tindakan-tindakan tersebut proses terjadinya banjir bisa tercegah dan tanahpun tidak ada yang longsor. Sehingga alam ini kembali berseri. Dan masyarakat tidak harus mengungsi, hewan-hewan juga bisa hidup seperti sediakala. Rumah-rumah tidak lagi terendam oleh air. Akan tetapi kita juga harus ingat semua itu tidak akan terlaksana tanpa ada kerjasama masyarakat dan pemerintah.

Penulis adalah anggota kelompok Perempuan Usaha Kecil (KPUK) Sejahtera
Bireuen

1 komentar:

  1. Seulamat beuh, moga blog ini juga bisa diakses penulisnya di desa. maju terus Potret

    BalasHapus