Salam Redaksi
Pembaca POTRET Yang terhormat,
Kami merasa sangat bersyukur kepada Allah SWT, karena hingga hari ini, kami masih bisa hadir menemani pembaca, membawa sejumlah cerita tentang perempuan dan problematika yang dihadapi mereka. Pada beberapa edisi yang lalu, para perempuan mulai dari level akar rumput hingga para aktivis, akademisi dan yang lainnya mengulas persoalan perempuan dalam beberapa tema, seperti lingkungan, kemiskinan dan lainnya. Semua tulisan tersebut diulas dari berbagai sudut pandang.
Para Pembaca POTRET yang setia,
Kali ini POTRET hadir bertepatan dengan musim Pemilu. Sebuah musim yang selalu diwarnai dengan kegiatan-kegiatan kampanye ( campaign) para calon legislative dari berbagai partai politik. Di musim ini pula, para caleg berjuang memperoleh dukungan dari masyarakat, termasuk perempuan yang sudah memiliki hak pilih. Untuk memperoleh simpati dari para pemilih, partai dan para caleg menggunakan berbagai strategi. Misalnya dengan cara memasang spanduk, iklan di media massa, berorasi dan lain-lain. Isi dari iklan merekapun sering membuat hati kita geli. Betapa tidak, ada partai yang seakan-akan bisa mengatasi persoalan bangsa ini dengan cara gampang. Banyak janji politik busuk. Ada pula yang terasa sangat narsis dengan mengatakan diri mereka adalah orang-orang yang cerdas, jujur dan amanah. Bahkan ada pula yang bermain –main dengan kekuatan uang ( money politic).
Nah, terkait dengan isu pemilu, POTRET edisi 23 ini membahas banyak hal tentang praktek keji yang dilakukan oleh para pejabat, baik di eksekutif ( pemerintahan), maupun di legislative dan Yudikatif. Tindakan keji yang mereka lakukan lewat tindak pidana korupsi. Tindakan korupsi yang dilakukan oleh para koruptoratau maling-maling yang berada di lingkaran Negara tersebut dirasakan sudah sangat merugikan kaum perempuan dan bagsa ini.
Nah, para pembaca ingin tahu apa aspirasi masyarakat terhadap tindak korupsi yang dilakukan oleh sejumlah koruptor di tanah air? Silakan simak saja apa ungkapan perempuan terhadap korupsi. Seperti pada edisi sebelumnya, para pembaca bisa menyimak tulisan-tulisan dalam lensa, sorotan, POTRET utama serta sebuah artikel berbahasa Inggris, POTRET edisi ini ditambah dengan sebuah aktivitas untuk mengasah otak. Yang pasti, POTRET edisi ini hadir dengan isu yang actual dan semakin beragam. Bila para pembaca merasa ada yang pro dan kontra, para pembaca juga bisa memberikan tanggapan lewat tulisan dan surat pembaca ke POTRET. Selamat membaca.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar