Senin, 22 Juni 2009

KORUPSI, MEMISKINKAN RAKYAT

KORUPSI, MEMISKINKAN RAKYAT
Oleh : Sakinah
Anggota kelompok Perempuan Usaha Kecil (KPUK) Dedevox’s, Kecamatan Simpang Balek, Bener Meriah

Korupsi adalah masalah yang selalu hangat dibicarakan banyak orang. Karena korupsi selama ini semakin menjadi-jadi, walau KPK semakin garang. Ini membuktkan juga bahwa korupsi juga semakin mendarah daging di dalam diri bangsakita. Wajar saja kalau ada seorang teman mengatakan seperti ini,” mana ada di zaman sekarang ini, orang yang tidak melakukan korupsi. Contohnya saja, seorang anak yang disuruh ibunya membeli sayuran ke kios. Si anak berkata, Saya mau ke kios, kalau ibu memberikan uang jajan. Artinya kalau kita menitip uang pada seseorang, pasti berkurang. Kalau menitip omongan, pasti bertambah.

Siapakah yang selama ini banyak melakukan tndak korupsi? Agaknya, dalam banyak kasus korupsi selama ini, kita selalu saja membaca bahwa orang yang paling banyak melakkan korupsi adalah mereka yang berpedidikan tinggi bahkan cukup banyak uang. Biasanya juga para pejabat dan pegawai negeri atau dari kalangan instansi pemerntah. Di Aceh, kita pernah mendengar berita korupsi yang besar yang dilakukan oleh Abdullah Puteh. Beliau kemudian dihukum penjara di Jakarta. Contoh lain. adalah apa yangterjadi dengan Amin Nasution suami artis terkenal Kristina, penyanyi dangdut. Nah,kalau kita lihat dari kacamata kehidupan sehari-hari, sebenanya mereka kurang apa sih? Namun, masih saja melakukan korupsi. Banyaknya kasus korupis di Indonesia, membuat negara ini menduduki peringkat negara yang terbesar melakukan korupsi di dunia.

Ketika Indonesia banyak memiliki para koruptor yang melakukan korupsi, maka akibatnya banyak orang yang dirugikan. Biasanya pihak yang sangat dirugikan adalah negara. Kalau negara yang menjadipihak yang dirugikan, pasti rakyatlah pihak pertama yang dirugikan. Karena, tanpa disadari, orang-orang lemah yang berekonomi rendah ikut membayar hutang negara yang dikorup para koruptor yang tidak bertanggungjawab itu. Kehidupan masyarakat miskin dan perempuan semakin terjepit dengan mengganasnya tindak korupsi di negeri ini. Mengapa demikian? Jawabnya karena ketika dana yang sebenarnya dialamatkan untuk membantu rakyat miskin seperti dana untuk raskin dan bantuan lainnya dikorupsi oleh pejabat, maka di sini hak orang miskin untuk memperoleh bantuan tersebut berkurang dan bahkan hilang. Bahkan yang menyedihkan adalah orang miskin sering diperalat. Misalnya ketika menjelang pemilu. Banyak calon legislatif dan calon DPD serta partai politik yang mengobar janji-janji muluk-muluk tanpa bukti. Sudah banyak contoh masa laulu yang hanya menjadiisapan jempol saja. Sebagai contoh, BBM turun, tetapi mengapa harga dan ongkos – ongkos tidak turun? Harga sembako bahan melunjak terus. Apakah dengan cara begini, pemerintah mengambil kebijakan untuk rakyatnya sendiri, hanya untuk melunasi hutang negara tanpa melihat kondisi rakyat yang sebenarnya?

Pegawai negeri mungkin tidak merasakan dampak dari tindak korupsi tersebut, karena mereka setiap bulan aman-aman saja menerima gaji. Tetapi bagaimana dengan nasib petani dan nelayan serta para perempuan yang selama ini tidak memiliki ketrampilan hidup?. Pasti mereka sangat sedih dengan kondisi seperti sekarang ini. Kenyataan membuktikan bahwa jangankan untuk melanjutkan pendidikan anak ke sekolah, untuk makan sehari-hari saja sudah susah. Bahkan ada pepatah mengatakan. Sudah miskin, bodoh pula. Alangkah sedihnya bukan?

Oleh sebab itu, Kita berharap kepada para pejabat pemerintah yang berkuasa, untuk bisa lebih peduli kepada masyarakatnya. Bentuk kepedulian itu bisa dibuktikan dengan tidak melakukan korupsi lagi. Kepada pemerintah kita berharap agar bisa bersikap jujur dan amanah dalam menjalankan tugas. Sehingga dengan sikap jujur dan amanah tersebut, tidak ada lagi tindak korupsi. Semoga saja lewat Pemilu di tahun ini, akan tersaring para pemimpin yang jujur amanah dan cerdas serta peduli pada rakyat kecil. Dengan demikian, mereka tidak lagi menuntun rakyat menjadi orang bodoh dan miskin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar